Aku bertanya pada Bunda, bagaimana bunda menjadi lelaki sejati? Bunda menjawab, Nak...
Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar,
tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya....
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,
tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.....
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya,
tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa ...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja,
tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,
tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,
tetapi dari hati yang ada dibalik itu...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja,
tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya...
Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan,
tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan...
Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci,
tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca...
Jejak Hidupku di Dunia Maya merupakan proses pembelajaran menuju Hidup yang lebih baik.
Monday, April 18, 2011
Leadership/ Kepemimpinan
PROSES MENGGERAKKAN SEKUMPULAN ORANG KEPADA SUATU TUJUAN YANG TELAH DITENTUKAN
FAKTOR YANG BISAMEMPENGARUHI
1.KESANGGUPAN MENTAL
a. Pemimpin tidak mesti cerdas
b. Bertanggung jawab dan konsekuen
c. Mempunyai kedewasaan dan kematangan berfikir
2. MINAT DAN KEMAMPUAN LUAS
a. Bukan seorang spesial dalam bidang tertentu
b. Seorang yang peka terhadap perubahan
c. Sangat minat terhadap hal-hal baru
3. MAHIR BERKOMUNIKASI
a. Mempunyai WIBAWA
b. Mengembangkan sikap familier
5. INTEGRITAS
Harus konsisten dengan apa yang diyakini dan siap menghadapi segala resiko yang akan dihadapi
6. KETRAMPILAN SOSIAL
a. Prinsip meraih sesuatu melalui orang lain
b. Harus peka terhadap perasaan dan sikap orang lain atau disebut dengan “KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUESTION)”
7. KEMAMPUAN ADMINISTRASI
Perencanaan, kontrol, evaluasi, memecahkan masalah, pendelegasian wewenang.
Ketrampilan managerial
PLANING
ORGANISING
ACTUALING
CONTROLING
EVALUASING
FAKTOR YANG BISAMEMPENGARUHI
1.KESANGGUPAN MENTAL
a. Pemimpin tidak mesti cerdas
b. Bertanggung jawab dan konsekuen
c. Mempunyai kedewasaan dan kematangan berfikir
2. MINAT DAN KEMAMPUAN LUAS
a. Bukan seorang spesial dalam bidang tertentu
b. Seorang yang peka terhadap perubahan
c. Sangat minat terhadap hal-hal baru
3. MAHIR BERKOMUNIKASI
a. Mempunyai WIBAWA
b. Mengembangkan sikap familier
5. INTEGRITAS
Harus konsisten dengan apa yang diyakini dan siap menghadapi segala resiko yang akan dihadapi
6. KETRAMPILAN SOSIAL
a. Prinsip meraih sesuatu melalui orang lain
b. Harus peka terhadap perasaan dan sikap orang lain atau disebut dengan “KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUESTION)”
7. KEMAMPUAN ADMINISTRASI
Perencanaan, kontrol, evaluasi, memecahkan masalah, pendelegasian wewenang.
Ketrampilan managerial
PLANING
ORGANISING
ACTUALING
CONTROLING
EVALUASING
Peraturan Baris-berbaris
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Baris Berbaris
1. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu
2. Maksud dan tujuan Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
3. Aba-aba
1) Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut
2) Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1)Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b)Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2)Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan
adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b)Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3)Aba-aba pelaksanaan
adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a)GERAK
b)JALAN
c)MULAI
a) GERAK:
adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh: jalan ditempat-GERAK, siap-GERAK -hadap kanan-GERAK -lencang kanan-GERAK
b) JALAN:
adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh: -haluan kanan/kiri- JALAN -dua langkah ke depan –JALAN -satu langkah ke belakang- JALAN
Catatan: Apabiba gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh: -maju- JALAN -haluan kanan/kiri- JALAN -hadap kanan/kiri maju- JALAN -melintang kanan/kiri maju-JALAN
Tentang istilah: “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh: Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c) MULAI :
adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh: -hitung-MULAI -tiga bersaf kumpul-MULAI
4.Cara memberi aba-aba
a)Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu
.
b)Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak:GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c)Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d)Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e)Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f)Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g)Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h)Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG!
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Baris Berbaris
1. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu
2. Maksud dan tujuan Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
3. Aba-aba
1) Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut
2) Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1)Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b)Untuk amanat-istirahat di tempat – GERAK
2)Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan
adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b)Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3)Aba-aba pelaksanaan
adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a)GERAK
b)JALAN
c)MULAI
a) GERAK:
adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh: jalan ditempat-GERAK, siap-GERAK -hadap kanan-GERAK -lencang kanan-GERAK
b) JALAN:
adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh: -haluan kanan/kiri- JALAN -dua langkah ke depan –JALAN -satu langkah ke belakang- JALAN
Catatan: Apabiba gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh: -maju- JALAN -haluan kanan/kiri- JALAN -hadap kanan/kiri maju- JALAN -melintang kanan/kiri maju-JALAN
Tentang istilah: “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh: Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c) MULAI :
adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh: -hitung-MULAI -tiga bersaf kumpul-MULAI
4.Cara memberi aba-aba
a)Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu
.
b)Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak:GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c)Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d)Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e)Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f)Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g)Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h)Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG!
Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
Saturday, April 16, 2011
Thursday, April 14, 2011
PBB-AB dan TUB
PERATURAN BARIS BERBARIS
SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh
Sikap lahir yang diperoleh : | Sikap bathin yang diperoleh : |
· Ketegaran · Ketangkasan · Kelincahan · Kerapihan · Ketertiban · Kehidmatan · Kekompakan · Keseragaman · Kesigapan · Keindahan · Ketanggapan · Kewajaran tenaga · Kesopanan · Ketelitian | · Ketenangan · Ketaatan · Keikhlasan · Kesetiakawanan · Kebersamaan · Persaudaraan · Keyakinan · Keberanian · Kekuatan · Kesadaran · Konsentrasi · Kebiasaan · Berani berkorban · Persatuan |
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Sebagai pendidikan / latihan awal bela negara, sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 1945
Tujuan : Menumbuhkan disiplin, mempertebal rasa dan semangat kebangsaan dan patriotisme yang tinggi sehingga tercipta rasa tanggung jawab yang tinggi pula atau menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin dengan senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu secara tidak langsung menanamkan rasa tanggung jawab.
INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
1. Sikap dan Penampilan
2. Hentakan Kaki
3. Patah – patah
4. Rata – rata Air
5. Irama Langkah
6. Kewajaran Tenaga
7. Konsentrasi
( T U B )
( T U B )
ARTI
Tata : mengatur, menata, menyusun
Upa : rangkaian
Cara : tindakan, gerakan
Tata Upacara Bendera adalah :
1. Merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan susunan secara baik dan benar.
2. Tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin
Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata dengan tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain.
SEJARAH
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara selamatan kelahiran, upacara selamatan panen.
DASAR HUKUM
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Inpres No. 14 tahun 1981 ( 1 Desember 1981 ) tentang Urutan Upacara Bendera
MAKSUD DAN TUJUAN
a. untuk memperoleh suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian dari seluruh peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.
b. menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi para siswa, guru, pembina dan kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan dan ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam maupun luar sekolah, yang akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
PEJABAT UPACARA
a. Pembina Upacara
b. Pemimpin Upacara
c. Pengatur Upacara
d. Pembawa Upacara
PETUGAS UPACARA
a. Pembawa Naskah Pancasila
b. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Pembaca Do’a
d. Pemimpin Lagu
e. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera
f. Kelompok Pembawa Lagu
g. Pemimpin kelompok kelas / regu
h. Cadangan tiap perangkat
PERLENGKAPAN UPACARA
1. Bendera Merah Putih
Ukuran perbandingan 2 : 3
Ukuran terbesar 2 X 3 meter
Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter
2. Tiang Bendera
Minimal 5 meter maksimal 17 meter
Perbandingan bendera dengan tiang 1 : 7
Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SLTA 7 – 8 meter
3. Tali Bendera
Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar ( tali kalimetal )dan bukan tali plastik
Dan tali harus berwarna putih
4. Naskah-naskah
Intinya naskah harus terlihat selalu bersih
a. Pancasila
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Naskah Do’a
d. Naskah Acara
|
SUSUNAN BARISAN UPACARA
1. Bentuk Barisan Satu Garis
Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi :
· Shaf Bershaf
· Banjar Bershaf
1. Bentuk barisan “ U “ / Angkare
Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “ U “ atau Angkare dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi
· Shaf Bershaf
· Banjar bershaf
1. Bentuk Barisan “ L “
· Shaf Bershaf
· Banjar Bershaf
Catatan :
Susunan Barisan Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal tersebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan upacara yang tersedia.
UPACARA DALAM RUANGAN
Upacara yang dilakukan dalam ruangan tidak melaksanakan Upacara Bendera, karena Sang Merah Putih sudah hadir sebagai bendera ruangan.
Bendera ruangan adalah :
· Bendera yang dipasang pada tongkat bendera, terpancang pada standard bendera dan terletak disebelah kanan depan ruangan
· Bendera yang dilekatkan terbentang horizontal di tengah – tengah dinding depan dari ruangan
Bila ada bendera kedua, kita tidak perlu melakukan penghormatan, cukup dengan aba – aba : “ Sang Merah Putih maju ke tempat yang telah ditentukan “.
SUSUNAN ACARA UPACARA
PERSIAPAN
Dipilih dan disiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk tugas tersebut. Bendera, Tali, Tiang, Teks, Pengeras suara, Mimbar, dipersiapkan. Perhatikan daerah sekitar lapangan agar tidak terjadi kekacauan pada saat pelaksanaan.
A. PENDAHULUAN
1. Pemimpin Kelas menyiapkan pasukannya
2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara
3. Penghormatan kepada Pemimpin Upacara
4. Laporan Pemimpin Kelas kepada Pemimpin Upacara
Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan peserta upacara diistirahatkan, (bersamaan dengan itu Tura menjemput Pembina )
A. ACARA POKOK
1. Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara
Didampingi oleh Tura, saat Tura kembali ketempat semula, pendamping pembina/pembawa naskah Pancasila menempati tempat 2 langkah disebelah kiri belakang pembina Upacara
2. Penghormatan Umum
3. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
4. Pengibaran Sang Merah Putih
5. Mengheningkan Cipta
6. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Format A : Petugas maju kedepan menghadap Pembina, Lapor
( untuk Lomba dan PHBN )
Format B : Petugas cukup maju kedepan 2 – 3 langkah )
( Upacara hari Senin )
7. Pembacaan Teks Pancasila
8. Amanat Pembina Upacara
9. Menyanyikan Lagu Nasional
10. Pembacaan Do’a
11. Laporan Pemimpin Upacara
12. Penghormatan Umum
13. Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara
A. ACARA PENUTUP
1. Penghormatan kepada pemimpin Upacara
2. Pemimpin Upacara kembali ketempat semula
A. ACARA TAMBAHAN
1. Pengumuman – penguman
Acara sertijab, penyerahan piala, dsb
2. Peserta Upacara dapat dibubarkan
Dilakukan oleh Pemimpin Pasukan, Pemimpin pasukan adalah petugas yang mengawali dan mengakhiri jalannya upacara
Keterangan :
Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1945 dapat dibalikkan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
Upacara penurunan bendera, setengah tiang, dalam ruangan :
Suasana upacara sama dengan upacara bendera hanya pada waktu penurunan bendera dilakukan setelah pembacaan do’a, bendera dinaikan satu tiang penuh seiring dengan selesainya lagu, baru kemudian diturunkan setengah tiang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
· Semua yang hadir pada saat upacara hendaknya melakukan sikap sempurna.
· Gangguan dalam upacara
- Apabila kerekan bendera macet, upacara dilanjutkan setelah kerekan dibetulkan. Apabila kerekan putus, kelompok pengibar bendera mengibarkan / membentangkan bendera sampai upacara selesai. Apabila roboh tiangnya, maka upacara ditangguhkan dan apabila hujan turun saat upacara tengah berlangsung maka upacara dilanjutkan (lebih lengkapnya baca petunjuk TUB tahun 1995).
BUKU ACUAN POKOK !!!
· Juklak Tata Upacara Bendera 1995
· Juklak Tata Upacara Bendera dan Pelatihan Paskibraka 1993
· Bendera dan TUB Kak Idik Sulaeman
· TUB dan Tata Krama Terhadap Sang Merah Putih
Idik Sulaeman dan Dharminto S.
Berinternet Positif
Perkembangan penggunaan Internet meningkat begitu pesat. Internet bukan lagi hanya media untuk mencari informasi dan komunikasi melainkan juga sebagai trend untuk memudahkan aktivitas manusia. Tak heran jika kita dapat menjumpai berbagai situs yang menyajikan layanan yang menarik seperti penjualan barang secara online, layanan kursus online, kunsultasi, atau berbagai tutorial berbagai bidang ilmu. Sebaliknya kebebasan akses dunia maya ini terkadang juga dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk menyajikan informasi yang menurut sebagian orang kurang patut untuk disampaikan kepada masyarakt pengguna internet. Untuk itu kita harus bersikap bijaksana dalam menggunakan internet. Dalam artikel ini saya ingin menyampaikan beberapa hasil pemikiran dan penggunaan internet secara bijak, postif dan tentunya bermanfaat bagi pengguna internet.
# Karya-Karya Besar Di Dunia Maya
1. Wikipedia
Anda mungkin tak asing lagi dengan wikipedia. Situs ini merupakan ensiklopedia online yang diciptakan sebagai media berbagi informasi. Buah Pikir Jimmy Wales telah menggugah banyak penulis dari berbagai dunia untuk berbagi ilmu kepada siapa saja. Situs Wikipedia telah menginspirasi banyak orang tetang pentingnya arti sebuah informasi yang tentunya akan lebih beranfaat jika bisa dibagikan kepada pengguna internet di seluruh belahan dunia.
2. Situs Mesin Pencari (Search Engine)
Situs mesin pencari adalah senjata ampuh para pengguna internet untuk mencari informasi yang mereka butuhkan. Karena dengan adanya mesin pencari user hanya cukup mengetikkan kata kunci (keywords) kemudian mesin pencari akan menampilkan sederetan situs yang berkaitan dengan kata kunci tersebut. Itu sebabnya situs mesin pencari sangat digandrungi oleh pengguna internet. Anda mungkin sangat familiar dengan Google, Yahoo, Bing, MSN, Altavista, Alltheweb dsb. Yang merupakan tool andalan pengguna internet
untuk mencari informasi.
3. Situs Jejaring Sosial
Seberapa sering Anda mengakses situs jejaring sosial? Ya, situs adalah situs yang banyak diminati oleh masyarakat dunia. Dengan adanya situs jejaring sosial, para user dapat menjalin persahabatan dengan siapapun dengan sangat mudah, berkomunikasi melalaui chatting, email, berbagi foto dan video atau yang lainnya. Fenomena ini yang menggiring masyarakat dunia sangat menyenangi situs-situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster, plurk dsb. Buah pikir pencipta situs jejaring sosial telah memudahkan pengguna internet untuk tetap menjalin komunikasi dengan sahabat atau saudara.
4. Penyedia Platform Blogging
Blogging sebenarnya adalah kegiatan memindahkan hasilkarya kita kedunia maya (internet). Awalnya bloggingintenet, blogging nampaknya telah digunakan sebagai media untuk berbagai tujuan. Tak heran kalau kita dapat menjumpai blog-blog yang berisi tentang perdagangan, review produk, tips,informasi menarik (olah raga, selebritis, kesehatan dsb). Menariknya lagi, kegiatan blogging telah banyak dimanfaatkan oleh para pencinta internet sebagai media mencari uang tambahan bahkan ada yang menjadi fultimer blogger. Anda juga gemar blogging? Sudah berpa banyak blog yang Anda bangun? hanya digunakan sebagai media untuk share informasi keseharian atau mengupload foto kegiatan sehari-hari sebagai pengingat momen penting. Seiring berkembangnya penggunaan
5. dll
Begitu banyak situs-situs besar hasil pemikiran gemilang pendiri website/situs (webmaster)yang kemudian memberi banyak manfaat pada pengunjungnya. Anda dengan mudah dapat menemukannya situs-situs tersebut. Cukup dengan menentukan tema situs yang Anda cari di internet. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, jika Anda sulit menghafal nama domain suatu situs, Anda tinggal menggunakan situs mesin pencari (Google, Yahoo, Bing dsb) untuk menemukan situs-situs yang sesuai dengan tema informasi yang Anda cari.
# Situs “Tidak Bermanfaat” Karya Tidak Sehat
Seperti yang kita ketahui, selain situs-situs bermanfaat kita kadang juga menjumpai situs-situs yang “tidak bermanfaat” (secara subjektif). Mungkin situs-situs seperti ini memberi keuntungan bagi beberapa pihak, tapi bagi sebagian pengguna internet yang lainnya perlu pemikiran bijak untuk memutuskan mengunjunginya. Situs-situs “tidak bermanfaat” yang saya maksud seperti situs porno, perjudian, situs pertemanan dewasa dan beberapa tipe lainnya yang kurang memberikan nilai pendidikan secara moral.
# Berinternet yang Bijak
Internet saya ibaratkan sebagai kotak pos yang berisi setumpuk surat yang berisi informasi baik dan buruk. Setiap surat terlabel dengan jelas apakah baik atau buruk. Apakah kita akan mengambil yang baik atau buruk,itu semua tergantung kita. Internet akan menjadi bermanfaat apabila kita gunakan untuk yang baik dan begitu sebaliknya. Mari kita berinternet secara sehat dan bermanfaat karena internet adalah sumber informasi yang menyimpan segudang ilmu dan karena “Internet Sehat Bikin Hebat””
# Tips Berinternet Dengan Sehat1.Pastikan jenis informasi yang akan Anda cari. Hal ini akan membuat Anda fokus menemukan informasi yang Anda butuhkan2. Buatlah list situs favorit Anda. Jika perlu Anda membookmark setiap situs tersebut. Dengan demikian akan menghemat waktu Anda.3. Usahakan tidak membuka situs yang bersifat mengajak Anda main-main jika Anda sedang mencari informasi yang penting karena hal itu akan membuang waktu Anda.4. Jika Anda terbiasa dalam kondisi selalu siap berkomunikasi via chatting, usahakan memberi tanda atau mengkondisikan chat Anda dalam kondisi sibuk. Dengan begitu orang lain akan tahu kondisi Anda dan tidak berprasangka buruk saat mereka tidak mendapatkan balasan saat menyapa Anda via chatting5. Efisiensi waktu adalah hal yang perlu Anda rencanakan utamanya jika Anda belum menemukan informasi yang Anda peroleh. Usahakan tidak tergoda dengan pernak-pernik situs yang terkadang melenceng dari tujuan utama Anda.6. dll
Materi Paskibra
Sejarah Pembentukan Paskibraka |
BENDERA PUSAKA Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, jam 10.00 pagi, di Jln. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia, untuk pertama kali secara resmi, bendera kebangsaan merah putih dikibarkan oleh dua orang muda-mudi yang dipimpin oleh Bapak Latief Hendraningrat. Bendera ini dijahit tangan oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Bendera inilah yang kemudian disebut "Bendera Pusaka". Bendera Pusaka berkibar siang dan malam di tengah hujan tembakan, sampai Ibukota Republik Indonesia dipindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 4 Januari 1946, aksi teror yang dilakukan Belanda semakin meningkat maka Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan menggunakan kereta api. Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dan dimasukkan dalam kopor pribadi Presiden Soekarno. Selanjutnya, Ibukota Republik Indonesia dipindakan ke Yogyakarta. Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan, agresinya yang ke dua. Pada saat Istana Presiden, Gedung Agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar dipanggil oieh Presiden Soekarno dan ditugaskan untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. Penyelamatan Bendera Pusaka ini merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah Putih di persada bumi Indonesia. Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka itu. Agar dapat diselamatkan, Bapak Husein Mutahar terpaksa harus memisahkan antara bagian merah dan putihnya. Pada saat penyelamatan Bendera Pusaka, terjadi percakapan antara Presiden Soekarno dan Bapak Husein Mutahar. Percakapan tersebut dapat dilihat dalam buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat" karangan Cindy Adams. Berikut petikannya: `Tindakanku yang terakhir adalah memanggil Mutahar ke kamarku (Presiden Soekarno, pen.). "Apa yang terjadi terhadap diriku, aku sendiri tidak tahu", kataku ringkas. "Dengan ini, aku memberikan tugas kepadamu pribadi. Dengan ini, memberikan tugas kepadamu untuk menjaga Bendera kita dengan nyawamu, ini tidak boleh jatuh ke tangan musuh. Di satu waktu, jika Tuhan mengizinkannya engkau mengembalikannya kepadaku sendiri dan tidak kepada siapa pun kecuali kepada orang yang menggantikanku sekiranya umurku pendek. Andaikata engkau gugur dalam menyelamatkan Bendera Pusaka ini, percayakanlah tugasmu kepada orang lain dan dia harus menyerahkannya ke tanganku sendiri sebagaimana engkau mengerjakannya." Mutahar terdiam. Ia memejamkan matanya dan berdoa. Di sekeliling kami, born berjatuhan. Tentara Belanda terus mengalir melalui setiap jalanan kota. Tanggung jawabnya sungguh be rat. Akhirnya, is memecahkan kesulitan ini dengan mencabut benang jahitan yang memisahkan kedua belahan bendera itu. Akhirnya dengan bantuan Ibu Perna Dinata, benang jahitan di antara Bendera Pusaka yang telah dijahit tangan oleh Ibu Fatmawati berhasil dipisahkan. Setelah bendera menjadi dua, masing-masing bagiannya itu, merah dan putih, dimasukkan pada dasar dua tas milik Bapak Husein Mutahar, Selanjutnya pada kedua tas tersebut, dimasukkan seluruh pakaian dan kelengkapan miliknya. Bendera Pusaka dipisah menjadi dua karena Bapak Mutahar berpikir bahwa apabila Bendera Pusaka merah putih dipisahkan, tidak dapat disebut Bendera, karena hanya berupa dua carikkain merah dan putih. Hal ini untuk menghindari penyitaan dari pihak Belanda. Setelah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta ditangkap dan diasingkan, kemudian Bapak Husein Mutahar dan beberapa staf kepresidenan ditangkap dan diangkut dengan pesawat dakota. Ternyata, mereka dibawa ke Semarang dan ditahan di sana. Pada saat menjadi tahanan kota, Bapak Husein Mutahar berhasil melarikan diri dengan naik kapal laut menuju Jakarta. Di Jakarta, beliau menginap di rumah Sutan Syahrir Selanjutnya, beliau kost di Jln. Pegangsaan Timur No. 43, di rumah Bapak R. Said Sukanto Tjokrodiatmodjo (Kapolri I). Selama di Jakarta, Bapak Husein Mutahar selalu mencari informasi bagaimana caranya agar dapat segera menyerahkan Bendera Pusaka kepada Presiden Soekarno. Sekitar pertengahan bulan Juni 1948, pada pagi hari, Bapak Husein Mutahar menerima pemberitahuan dari Bapak Soedjono yang tinggal di Oranye Boulevard (sekarang J1n. Diponegoro) Jakarta. Isi pemberitahuan itu adalah bahwa ada surat pribadi dari Presiden Soekarno yang ditujukan kepada Bapak Husein Mutahar. Pada sore harinya, surat itu diambil oleh beliau dan ternyata memang benar berasal dari Presiden Soekarno pribadi yang pokok isinya adalah perintah Presiden Soekarno kepada Bapak Husein Mutahar supaya menyerahkan Bendera Pusaka yang dibawanya kepada Bapak Soedjono agar Bendera Pusaka tersebut dapat dibawa dan diserahkan kepada Presiden Soekarno di Bangka (Muntok). Presiden Soekarno tidak memerintahkan Bapak Husen. Mutahar datang ke Bangka untuk menyerahkan sendiri Bendera Pusaka itu langsung kepada Presiden Soekarno tetapi menggunakan Bapak Soedjono sebagai perantara. Tujuannya adalah untuk menjaga kerahasiaan perjalanan Bendera Pusaka dari Jakarta ke Bangka. Alasannya, orang-orang Republik Indonesia dari Jakarta yang diperbolehkan mengunjungi tempat pengasingan Presiden Soekarno pada waktu itu hanyalah warga-warga Delegasi Republik Indonesia, antara lain, Bapak Soedjono, sedangkan Bapak Husein Mutahar bukan sebagai warga Delegasi Republik Indonesia. Setelah mengetahui tanggal keberangkatan Bapak Soedjono, dengan meminjam mesin jahit milik seorang Isteri Dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua dijahit kembali oleh Bapak Husein Mutahar persis di lubang bekas jahitan aslinya. Akan tetapi, sekitar 2 cm dari ujung bendera ada sedikit kesalahan jahit. Selanjutnva, Bendera Pusaka ini dibungkus dengan kertas koran dan diserahkan kepada Bapak Soedjono untuk diserahkan kepada Presiden Soekarno. Hal ini sesuai dengan perjanjian Presiden Soekarno dengan Bapak Mutahar seperti dijelaskan di atas. Dengan diserahkannya Bendera Pusaka kepada orang yang diperintahkan Bung Karno, selesailah tugas penyelamatan Bendera Pusaka oleh Bapak Husein Mutahar. Setelah berhasil menyelamatkan Bendera Pusaka, beliau tidak lagi menangani masalah pengibaran Bendera Pusaka. Sebagai penghargaan atas jasa menyelamatkan Bendera Pusaka yang dilakukan oleh Bapak Husein Mutahar, Pemerintah Republik Indonesia telah menganugerah-kan Bintang Mahaputera pada tahun 1961 yang disematkan sendiri oleh Presiden Soekarno. PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH DI GEDUNG AGUNG YOGYAKARTA Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-2 Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden Soekarno memanggil salah seorang ajudan beliau, yaitu Mayor (L) Husein Mutahar. Selanjutnya, Presiden Soekarno memberi tugas kepada Mayor (L) Husein Mutahar untuk mempersiapkan dan memimpin upacara peringatan Proldamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1946, di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Bapak Husein Mutahar berpikir bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran Bendera Pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda se-Indonesia. Kemudian, beliau menunjuk 5 orang pemuda yang terdiri atas 3 orang putri dan 2 orang putra perwakilan daerah yang berada di Yogyakarta untuk melaksanakan tugas. Lima orang tersebut merupakan simbol dari Pancasila. Salah seorang dari pengibar bendera tersebut adalah Titik Dewi pelajar SMA yang berasal dari Sumatera Barat dan tinggal di Yogyakarta. Pengibaran Bendera Pusaka ini kemudian dilaksanakan lagi pada peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1947 dan tangga 17 Agustus 1948 dengan petugas pengibar bendera tetap orang dari perwakilan daerah lain yang ada di Yogyakarta. Pada tanggal 6 Juli 1949, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta beserta beberapa pemimpin Republik Indonesia lainnya, tiba kembali di Yogyakarta dari Bangka dengan membawa serta Bendera Pusaka. Pada tanggal 17 Agustus 1949, Bendera Pusaka kembali dikibarkan pada upacara peringatan detik-detik Proldamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di depan Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Tanggal 27 Desember 1949, dilakukan penandatanganan. naskah pengakuan kedaulatan di negeri Belanda dan penyerahan kekuasaan di Jakarta. Sementara itu Di Yogyakarta, dilakukan penyerahan kedaulatan dari Republik Indonesia kepada Republik Indonesia Serikat. Tanggal 28 Desember 1949, Presiden Soekarno kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat. Setelah empat tahun ditinggalkan, Jakarta kembali menjadi Ibukota Republik Indonesia. Pada hari itu, Bendera Pusaka Sang Merah Putih dibawa ke Jakarta. Untuk pertama kali, peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1950, diselenggarakan di Istana Merdeka Jakarta. Bendera Pusaka Sang Merah Putih berkibar dengan megahnya di tiang 17 m dan disambut dengan penuh kegembiraan oleh seluruh bangsa Indonesia. Regu-regupengibar dari tahun 1950-1966 dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan. BERDIRINYA DIREKTORAT JENDERAL URUSAN PEMUDA DAN PRAMUKA (DITJEN UDAKA) DAN LATIHAN PANDU INDONESIA BERPANCASILA Pada saat memperingati ulang tahun ke-49, tanggal 5 Agustus 1966, Bapak Husein Mutahar menerima "kado" dari pemerintah: beliau diangkat menjadi Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah berpindah-pindah tempat/kantor kerja dari Stadion Utama Senayan (Gelora Bung Karno) ke bekas Gedung Dep. PTIP di Jalan Pegangsaan Barat. Ditjen UDAKA akhirnya menempati gedung bekas NAKERTRANS Jalan Merdeka Timur No.14. Suatu kegiatan yang diadakan Ditjen UDAKA ada kaitannya dengan Paskibraka kelak adalah Latihan Pandu Indonesia ber-Pancasila. Latihan ini sempat diujicobakan 2 kali pada tahun 1966 dan tahun 1967, kemudian dimasukkan kurikulum ujicoba Pasukan Pengerek Bendera Pusaka tahun 1967 yang anggotanya terdiri atas para Pramuka Penegak dan Gugus depan-Gugus depan di DKI Jakarta. PERCOBAAN PEMBENTUKAN PASUKAN PENGEREK BENDERA PUSAKA TAHUN 1967 DAN PASUKAN PERTAMA TAHUN 1968 Tahun 1967, Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah pengibaran Bendera Pusaka. Dengan ide dasar dan pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Kelompok 17- PENGIRING/PEMANDU 2. Kelompok 8 - PEMBAWA/INT1 3. Kelompok 45- PENGAWAL Ini merupakan simbol/gambaran dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia: 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu, dengan situasi dan kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/ Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran Bendera Pusaka. Semula, rencana beliau untukkelompokpengawal 45 akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (generasi muda ABRI •sekarang TNI), tetapi libur perkuliahan dan transportasi Magelang - Jakarta menjadi kendala, sehingga sulit dilaksanakan. Usul lain untuk menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, MARINIR. dan BRIMOB) juga tidak mudah. Akhirnya, kelompok pengawal 45 diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi dan sekaligus mereka bertugas di istana, Jakarta. Pada tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar Bendera Pusaka adalah para pemuda utusan propinsi. Akan tetapi, propinsi - propinsi belum seluruhnya mengirimkan utusan, sehingga masih harus ditambah oleh mantan anggota pasukan tahun 1967. Tahun 1969 karena Bendera Pusaka kondisinya sudah terlalu tua sehingga tidak mungkin lagi untuk dikibarkan, dibuatlah duplikat Bendera Pusaka. Untuk dikibarkan di tiang 17 m Istana Merdeka, telah tersedia bendera merah putih dan bahan bendera (wol) yang dijahit 3 potong memanjang kain merah dan 3 potong memanjang kain putih kekuning-kuningan. Bendera Merah Putih Duplikat Bendera Pusaka yang akan dibagikan ke daerah terbuat dari sutra alam dan alat tenun asli Indonesia, yang warna merah dan putih langsung ditenun menjadi satu tanpa dihubungkan dengan jahitan dan warna merahnya cat celup asli Indonesia. Pembuatan Duplikat Bendera Pusaka ini dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tekstil Bandung dibantu PT Ratna di Ciawi Bogor. Dalam praktik pembuatan Duplikat Bendera Pusaka, sukar untuk memenuhi syarat yang ditentukan Bapak Husein Mutahar karena cat asli Indonesia tidak memiliki warna merah bendera yang standar dan pembuatan dengan alat tenun bukan mesin memerlukan waktu yang lama. Tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta, berlangsung upacara penyerahan Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan Reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presidcn Soeharto kepada Gubernur seluruh Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar di seluruh Ibukota Propinsi dapat dikibarkan Duplikat Bendera Pusaka dan diadakan pembacaan naskah Proklamasi bersamaan dengan upacara peringatan Hari Proklamasi 17 Agustus di Istana Merdeka Jakarta. Selanjutnya, Duplikat Bendera Pusaka dan Reproduksi Naskah Proklamasi juga diserahkan kepada Kabupaten-Kota dan perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Bendera duplikat (yang dibuat dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik indonesia, tanggal 17 Agustus 1969, sedangkan Bendera Pusaka terlipat dalam kotak bertugas mengantar dan menjemput Bendera Duplikat yang dikibarkan/diturunkan. Pada tahun 1967 s.d. tahun 1972, anggota Pasukan Pengibar Bendera adalah para remaja SMA setanah air Indonesia, yang merupakan utusan dari 26 propinsi di Indonesia. Setiap propinsi, diwakili oleh sepasang remaja yang, dinamakan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Pada tahun 1973, Bapak Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk anggota pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka. Pas berasal dari Pasukan, dan kib; berasal dari pengibar, ra berasal dari bendera dan ka dari pusaka. Mulai saat itu, singkatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka adalah Paskibraka. |
Subscribe to:
Posts (Atom)